me

me

Rabu, 02 Maret 2016

GURU BERPRESTASI : ANTARA HARAPAN DAN KETAKUTAN

Curhat :

Bagaikan mimpi disiang bolong ketika Bapak Kepala sekolah menunjuk diriku sebagai wakil dari sekolah ke ajang pemilihan guru berprestasi. Sontak kabar ini membuat lututku lemas, perut mulas kepala berkunang-kunang serta berputar-putar (aha lebay) . Mendadak berbagai pertanyaan muncul dalam benakku, benarkah? mengapa harus aku? bukankah banyak yang lebih senior dan lebih 'mumpuni' dibandingkan  diriku? bisakah aku menjalankan semua ini? apakah nanti tidak akan mepermalukan sekolah? dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya. Maka spontan saja aku 'protes' dan menolak atas penunjukkan ini, cuman kabar buruknya (atau kabar baiknya ?) Bapak kepala menolak 'protes'ku artinya tetap aku yang harus maju (hadeuuuh)

Memang penunjukkan ini bukan langsung ditunjuk oleh Bapak Kepala sekolah, tapi lewat votting beberapa hari sebelumnya yang melibatkan semua civitas sekolah termasuk guru dan TU (kalau tidak salah). Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa rekan-rekan banyak yang menunjuk aku? hingga namaku muncul dengan suara terbanyak dan harus mewakili sekolah ini? ah pusingnya :(
Apa yang rekan-rekan lihat dari diriku? kinerjakah? kecakapankah? keaktifankah? atau apa? sulit kujawab. Kalau masalah kinerja jujur saja aku merasa ga bagus-bagus amat, masih banyak yang jauh lebih bagus daripada diriku. Kalau masalah kecakapan apalagi, aku biasa-biasa saja bahkan banyak para senior yang lebih cakap dengan segudang prestasi yang mengagumkan. Apalagi masalah keaktifan lebih parah aku justru merasa sangat kurang bahkan cenderung pasif, tidak banyak aktivitas yang kuikuti, tidak banyak atau tepatnya belum banyak gagasan yang kuberikan untuk sekolah tercinta ini. lalu apa?

Hari-hari pun berlalu, kini aku dihadapkan pada harapan dan juga kecemasan. Harapan mungkin saja aku bisa sukses di Sumedang nanti (hayo ngayal melulu sadar diri dong hehe) tapi yang paling dominan adalah kecemasan sekaligus ketakutan bagaimana tidak beberapa minggu lagi tampil tapi justru aku belum memperisapkan apa pun, Portofolio, Karya Tulis/PTK, bahan presentasi, perisapan untuk wawancara dan tes tertulis dan masih banyak lagi. Memikirkan begitu banyaknya yang harus ku lakukan akhirnya belum satu pun yang ku garap.  bingung sendiri akhirnya ya curhat di blog . ya Allah tolong aku.

Teringat dari beberapa bacaan di internet tentang para pemenang guru berprestasi, masya Allah ternyata memang mereka layak menyandang gelar itu mereka adalah orang-orang pilihan, mereka adalah orang-orang yang berdedikasi tinggi dengan bergudang-gudang prestasi, sangat layak, sangat pantas, sangat patut, sedangkan aku ? hanya guru biasa dengan kinerja biasa apalagi prestasi nyaris tak ada. Untuk bersaing di tingkat Kecamatan pun sebenarnya sungguh tak layak apalagi Kabupaten. Maaf.

Tapi aku jadi teringat kepada rekan yang telah memilihku, bukankah ini amanah? yang harus aku jaga, aku laksanakan dengan sebaik-baiknya. Okelah kalau begitu (kaya lagu aja he) berarti aku harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, dengan semaksimal mungkin dengan sematang mungkin, ayo mulai singsingkan lengan bajumu Ce, hadapilah semuanya dengan senyuman dan keikhlasan. Menang atau tidak  menang itu masalah nanti yang penting aku berikhtiar semaksimal mungkin dan setelah itu aku serahkan semuanya kepada Allah yang sudah merancang segalanya. Bismillahi tawakkaltu 'alallah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar